Sebuah Jalan Panjang

Petualang

 Memang! Tak pernah ku sangka jika pada akhirnya akan seindah ini.

Meski dalam jalan panjang ini, mungkin diri ini yang tak pernah terima atau memang tak pernah mau mengerti. terlalu banyak liku yang terlewati, terlalu banyak pula pilu dalam hati.

Satu dua patah kata yang memang terlalu menyayat hati, sempat ingin buatku berhenti. Namun kembali ku ingat tentang indahnya sebuah perjuangan, kumantapkan kembali langkahku untuk mewujudkan setitik harapan yang mereka (Abah & Ibu) percayakan padaku. 

Namun, ketika ku kembali, kenyataan tak seindah yang terfikirkan. Dunia seperti berbalik, menyiksa, menghantam, menghancurkan, hingga meluluh lantakkan seluruh jiwa ini.

Jika merengek itu snggup, aku akan merengek. 

Jika menjerit itu boleh, ku ingin jeritkan suara hati ini.

jika menangis itu pantas, ingin ku tumpahkan seluruh air mataku.

Tapi tak mungkin kulakukan itu semua, tak mungkin ku tampakkan seluruh derita ini disini. Biar kucurahkan semua itu pada Robbku. Dalam sujud panjang sepertiga malamku.

Kau memang kejam bagiku, namun tak pantas kukatakan kejam. Karena hadirmu "menuntutku", ahh bukan menuntut, tapi "menuntunku"

Akhirnya, kutepis segala rasa itu. Dan bahagia pun hadir bersama canda tawamu. Karena kau adalah salah satu alasn mengapa aku masih bertahan di sini.

Orang-orang PEKOK itulah kita, yang tak pantas dicintoh itulah kita. jangan kau tiru kebejatanku.... jangan kau tiru!!! Jika kau tiru apa bedanya kau dan aku??!!

Maafkan egoku yang selalu ingin diharagai tanpa menghargai. Maaf jika selama ini aku terlalu memaksamu, mengekangmu, dan mendesakmu. Hingga kau muak akan semua ulahku.

Terimakasih kau telah menerimaku sebagai sahabatmu, dari sinilah kutemukan sejuta rasa nano nano kehidupan. Dan tak akan kutemukan kawan terhebat seperti dirimu, jika aku tak berada di sini.

Al-fiyyah 2018/2019 PP. ROMO AGUNG




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surat untukmu

Tak Sepantasnya (Puisi)