Mati Rasa


Kini bunga itu telah mati
Ia layu dan tak bernyawa
Mahkota yang tak lagi indah
Gugur bersama tetes bening air mata

Teringat hujan kemarin malam
Begitu deras mengusik kesunyian
Bersama angin ia datang
Menyelimuti jiwa yang tak tenang

Kini pesona sang bunga telah sirna
Ia terus tertunduk
Tersapu angin terguyur hujan
Tergeletak begitu saja tiada daya

Tiada lagi yang perduli
Tangan-tangan tak sudi menyentuhnya
Tiada iba 'tuk sang bunga
Terdengar ratapan tentang kejamnya dunia

Mentari pun tak lagi tersenyum
Awan kelabu tak henti menertawai sang bunga
Semua t'lah cukup menyiksa
Membawanya mati dalam keputusasaan fana

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surat untukmu

Tak Sepantasnya (Puisi)

Sebuah Jalan Panjang