Postingan

Surat untukmu

Gambar
Berfikir dan Memutuskan Aku tahu bahwa mencintaimu itu memang indah, dengan berbagai luka yang menjadi bumbu justru aku menikmatinya, Aku tahu jika rasa ini tak pernah berbalas, tapi dengan tulus kurawatnya, Bertahun-tahun kujaganya, dari benih hingga berakar, namun kutahu ia takkan pernah berbunga, Tapi aku tak mengerti, mengapa aku bahagia bisa mencintaimu. Kali ini, bukannya aku tak lagi mencintaimu Hanya saja aku sudah berfikir, takkan menaruh harapan lagi padamu Bukannya aku ingin berhenti berjuang Hanya saja aku sudah berfikir, mungkin hati ini sudah terlalu lelah, lelah jika selalu saja berjuang sendiri Ya! Aku masih mencintaimu, tapi kurasa akan sia-sialah jika aku terus saja seperti ini Kali ini, sudah kuputuskan untuk takkan lagi ada siapapun itu dalam hati ini Sampai pada saatnya aku benar-benar sudah siap untuk menerima siapapun itu Yang mampu menerimaku juga dalam hatinya Bukan untukmu, yang bahkan aku tak tahu apakah dalam hatimu bersinggah seseorang ...

Sebuah Jalan Panjang

Gambar
Petualang   Memang! Tak pernah ku sangka jika pada akhirnya akan seindah ini. Meski dalam jalan panjang ini, mungkin diri ini yang tak pernah terima atau memang tak pernah mau mengerti. terlalu banyak liku yang terlewati, terlalu banyak pula pilu dalam hati. Satu dua patah kata yang memang terlalu menyayat hati, sempat ingin buatku berhenti. Namun kembali ku ingat tentang indahnya sebuah perjuangan, kumantapkan kembali langkahku untuk mewujudkan setitik harapan yang mereka (Abah & Ibu) percayakan padaku.  Namun, ketika ku kembali, kenyataan tak seindah yang terfikirkan. Dunia seperti berbalik, menyiksa, menghantam, menghancurkan, hingga meluluh lantakkan seluruh jiwa ini. Jika merengek itu snggup, aku akan merengek.  Jika menjerit itu boleh, ku ingin jeritkan suara hati ini. jika menangis itu pantas, ingin ku tumpahkan seluruh air mataku. Tapi tak mungkin kulakukan itu semua, tak mungkin ku tampakkan seluruh derita ini disini. Biar k...

Sahabat Langit Malam

Gambar
LANGIT MALAM           Rasa iba atau prihatinku ketika menatap langit malam, begitu gelap gulita! awan mendung yang setia menyelimutinya, menambah kepekatan malam yang hitam. Tanpa bintang maupun rembulan! entahlah mereka pergi kemana ; mungkinkah mereka tak sudi lagi menemani sang langit malam?... pertengahan bulan, seharusnya sang purnama datang menemani langit malam, tetapi apalah... tak ku jumpai juga.           Langit malam, seperti menjadi cermin diri, mengibaratkan sebuah jiwa yang sangat menyedihkan, jiwa yang sangat sepi pun tak tahu diri. Binar mataku tak lepas dari tatapan sang langit malam, kami bercengkerama dalam hening merenungi nasib yang hampir sama. Beberapa saat kami habiskan waktu bersama, hingga langit malam pun mulai menangis, dan akhirnya turun gerimis. Aku tak sanggup menatapnya, ku pejamkan mata, dan terasa kelopak mataku mulai basah, Ya! Ternyata aku ikut me...

Mati Rasa

Gambar
Kini bunga itu telah mati Ia layu dan tak bernyawa Mahkota yang tak lagi indah Gugur bersama tetes bening air mata Teringat hujan kemarin malam Begitu deras mengusik kesunyian Bersama angin ia datang Menyelimuti jiwa yang tak tenang Kini pesona sang bunga telah sirna Ia terus tertunduk Tersapu angin terguyur hujan Tergeletak begitu saja tiada daya Tiada lagi yang perduli Tangan-tangan tak sudi menyentuhnya Tiada iba 'tuk sang bunga Terdengar ratapan tentang kejamnya dunia Mentari pun tak lagi tersenyum Awan kelabu tak henti menertawai sang bunga Semua t'lah cukup menyiksa Membawanya mati dalam keputusasaan fana

Dari Kami Untukmu

Gambar
Hari itu..... Kami masih buta Buta akan sebuah kata Kami terus bertanya-tanya Terus mencari sebuah makna Tetapi engkau datang dalam sebuah kegelapan Memberi setitik cahaya terang Hingga kami mampu membuka mata Mulai menemui titik-titik makna Dan waktu terus berlalu Kami mulai tahu Kau berikan ilmu Kau terangkan fiqih dan nahwu Bolfen standar menjadi saksi Dampar reot pun tak pernah lelah menjadi sandaran kami Untuk engkau malaikat berpeci Yang tak pernah lelah berjuang sendiri Tak pernah kau tunjukkan lelahmu Yang kami lihat hanya senyum teduhmu Namun, apa yang kau dapati Hanya bocah ingusan yang tak tahu diri Jika kau lelah kami tak pernah mengerti Jenuhmu menghadapi rengekan kami Ini bukan tentang kefanatikan atau obsesimu Tapi tentang ego kami yang mungkin tak mampu kau pahami Kami menyadari itu Dan kini yang tersisa hanyalah penyesalan yang membelenggu Hanya kata maaf yang dapat terungkap Tentang kenakalan-kenakalan kami, sifat menyebalkan kami, ...

Awal April Akhir Pertemuan

Gambar
Entahlah....  Malam ini begitu menyedihkan. Rabu malam, 11 april 2018 pukul 20.30. Dan kali ini aku harus benar-benar menerima kenyataan yang ada.  Perpisahan itu terjadi, bukan perpisahan tentang suatu hubungan,  tetapi sebuah pertemuan dimalam-malam yang indah itu telah sirna, sungguh berat menjalani semua. Pertemuan setiap malam yang selalu membawa nano-nano di hati, semua tak kan terulang kembali. Mungkin aku akan benar-benar merindukanmu besok, bahkan hari ini, malam ini setelah pertemuan terakhir ini aku sudah sangat merindukanmu. Aku tak tahu kapan kita bisa mengulang masa-masa indah seperti malam-malam yang lalu. Tapi aku benar-benar MERINDUKANMU!.  Maafkan aku yang selalu saja menyimpan rasa ini untukmu, mungkin ini tak pantas,  tapi apalah dayaku memang semua tak pernah bisa kutepis. "Ustadz" maafkan aku,  aku tahu ini salah,  aku telah terlalu dalam memendam semua rasa ini, dan sepertinya aku tak akan pernah bisa mencabut rasa ini. Kubi...

Puisi Jawa (Geguritan) *Amergo Sliramu*

Gambar
Yang ini cuma translet dari puisi yang kemarin "Karena" dari bahasa Indonesia ke bahasa Jawa, but ada sedikit perubahan juga. Amergo Sliramu   Ati kang tansah ngangeni Nunggu marang tekane sliramu Kang nekani kabungahan kanggo aku Anggawe esemku ana saben wektu Kanggo sliramu.... Amergo sliramu aku tibo Amergo sliramu aku lara Amergo sliramu aku mesem Amergo sliramu aku seneng Ananging.... Babagan rasa.... Rasa kang ora tak karepke ana Rasa kang tumancep ing njero dada Tansah ngobrak abrik kahanan ati iki Amergo aku sadar, aku ora pantes kanggo sliramu Amergo aku ngerti, sliramu ora bakal nampa rasa iki Amergo aku sadar, sliramu ora bakal ngarepke aku Amergo aku uga ora kekarepan ndueni rasa iki Ananging.... Nalika rasa iki tansah ngembang Aku ora bisa lunga Nalika kangen tansah nendang pikiran Aku ora kuasa nahna rasa Rasa kangen mlayu ing angen-angen Rasa wedi mesthi ngalingi ati iki Babagan kepiye sliramu......